Thursday, July 3, 2014

On 9:22 PM by Studio 3B Kedu   1 comment

1.  Fisik Dan Sumberdaya Alam
     Kecamatan Kedu memiliki topografi yang relatif datar antara 0-8%, 8-15%, dan 15-25%.Kecamatan Kedu juga mempunyai persebaran produktivitas akuifer dengan sebaran luas dan mempunyai jenis tanah latosol coklat yang cocok digunakan untuk sektor pertanian.Pertanian yang menjadi potensi sumber daya alam berupa padi, padi dan kopi. Kondisi topografi yang tergolong datar berpotensi berbagai potensi seperti permukiman, pertanian dan perdagangan dan jasa.Jenis tanah latosol coklat juga menjadi potensi sebagai permukiman, pertanian dan perdagangan dan jasa yang di dukung oleh jenis air yaitu akuifer dengan persebaran luas mendukung munculnya potensi sumber daya alam seperti padi, kopi dan Tembakau.Sumber Daya Alam yang menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung yaitu Tembakau.

2.  Penggunaan Lahan
     Kecamatan Kedu mempunyai luas lahan sebesar 3.963 Ha dan sebagian besar dari lahan tersebut lahannya diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan lahan perkebunan. Potensi penggunaan lahan yang dimiliki oleh Kecamatan Kedu dapat dilihat dari kelas kelerengannya. Kecamatan Kedu terdiri dari 3 kelas kelerengan, yaitu kelas kelerengan 0-8% yang hampir tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Kedu, kelas kelerengan 8-15% dan 15-25% yang terdapat di sisi timur dan barat Kecamatan Kedu. Persebaran kelerengan tersebut juga mempengaruhi jenis penggunaan lahan, terutama pada daerah-daerah perkotaan yang memiliki topografi datar 0-8% karena dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya yang berfungsi untuk lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman.
     Penggunaan lahan di Kecamatan Kedu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lahan sawah dan bukan lahan sawah. Karakteristik penggunaan lahan sawah diklasifikasi menjadi lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi setengah teknis, lahan sawah irigasi sederhana PU, lahan sawah sederhana non PU, dan tadah hujan. Sementara penggunaan bukan lahan sawah diklasifikasi menjadi lahan untuk bangunan/pekarangan, tegal/ladang, kolam/empang, dan hutan negara. Mayoritas penggunaan lahan yang ada di Desa Danurejo, Candi Mulya, Kedu, Mojo Tengah, Mergowati, Karangtejo, Gondang Wayang, dan Bojonegoro yaitu lahan sawah irigasi teknis. Desa dengan mayoritas penggunaan lahan sawah irigasi setengah teknis yaitu pada Desa Salamsari, Tegalsari, Kundisari, Ngadimulyo, dan Bandunggede. Sedangkan mayoritas penggunaan lahan  di Desa Kutoanyar yaitu lahan sawah irigasi sederhana PU. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan terutama di kawasan perkotaan berfungsi sebagai kawasan budidaya, yangdiperuntukkan sebagai lahan pertanian, perkebunan, dan permukiman.

3.  Ekonomi
     a. Komoditas Tanaman Perkebunan dan Sayuran
   Hasil produksi komoditas perkebunan yang paling dominan di Kecamatan Kedu adalah produksi kopi dan tembakau sebesar 962,21 ton dan 813,60 ton, tepatnya di Desa Bandunggede sebanyak 166,84 ton dengan luas panen sebesar 23,11 Ha. Komoditas kopi selain memberikan sumbangan dari aspek konservasi lingkungan juga dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi bagi petani. Produksi kopi robusta di Kecamatan Kedu pada tahun 2012 tercatat sebanyak 138,97 Ton dengan luas lahan panen seluas 132 Ha, sehingga produktivitas Kopi di Kecamatan Kedu sebesar 0,95 Kw/Ha. Komoditas kopi di Kecamatan Kedu mempunyai potensi untuk dikembangkan karena merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil.
    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, hasil kopi kemudian diolah dalam bentuk sangrai mentah, sangrai matang, maupun dibiarkan mentah dengan harga yang bervariasi.Hasil produksi kopi biasa didistribusikan melalui tengkulak dari Kecamatan Ngadirejo untuk selanjutnya dipasarkan keluar Kabupaten Temanggung, salah satunya ke Kota Malang. Dari Kota Malang, distributor akan memberikan label/merk dan di pasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan harga rata-rata Rp 13.000,00-Rp 16.000,00/kg.
        b. Peternakan
       Sektor peternakan menjadi salah satu sektor yang layak untuk diperhitungkan.Hal tersebut diindikasikan dengan banyaknya penduduk yang memelihara hewan ternak mulai dari ternak besar sampai ternak unggas sebanyak 571 peternak.Berdasarkan hasil pendataan PSPK di Kecamatan Kedu, ternak besar yang dibudidayakan khususnya sapi dan kerbau jumlahnya terbesar kedua se Kabupaten Temanggung tercatat sebanyak 5.291 ekor, kerbau 310 ekor.Ayam ras juga potensial dibudidayakan karena banyaknya jumlah ayam ras yang dipelihara sejumlah 80.030 ekor tersebar merata di semua desa.Selain itu, jenis ternak yang menjadi karakteristik Kecamatan Kedu adalah budidaya ayam cemani dan ayam kedu. Nilai ekonomis ayam kedu maupun ayam cemani sangat menguntungkan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan penduduk.
    c. Industri Pengolahan
   Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 22% dari total PDRB Kecamatan Kedu. Sektor tersebut juga didukung oleh tingginya partisipasi penduduk yang bermata pencaharian pada sektor industri pengolahan yang memberikan proporsi sebesar 20% dari 30.986 jiwa penduduk yang bekerja. Sektor industri pengolahan di Kecamatan Kedu terbagi menjadi 3 jenis, yaitu industri besar dengan tenaga kerja >100 pekerja sebanyak 2 unit, industri sedang dengan tenaga kerja antara 20-99 pekerja sebanyak 1 unit, dan industri kecil & rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja antara 1-19 pekerja sebanyak 1.345 unit. Jenis industri kecil & rumah tangga yang memiliki jumlah pekerja 2.597 jiwa ini yaitu industi rajutan, genteng, batu bata, emping melinjo, anyaman pelepah pisang, keranjang tembakau, gerabah tanah, dan industri sapu ijuk. Banyaknya jumlah industri kecil dan rumah tangga ini memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.

4.    Infrastruktur dan Fasilitas
       a.   Jalan
       Kecamatan Kedu dilalui oleh jalan kolektor yang menghubungkan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Wonosobo, hal tersebut menjadi potensi bagi perkembangan Kecamatan Kedu. Mobilisasi barang dan jasa menjadi lebih mudah, distribusi hasil produksi baik pertanian yang selama ini masih dipasarkan dalam kecamatan maupun industri penduduk akan menjadi lebih mudah, selain itu dengan dilalui jalan kolektor maka mata pencaharian pada sektor transportasi meningkat.
       b.   Listrik
      Listrik merupakan kebutuhan pokok di era modernisasi ini. Listrik dibutuhkan untuk menunjang aktivitas yang dilakukan penduduk. Kecamatan Kedu memiliki satu buah Gardu Induk Listrik yang digunakan untuk penyediaan kebutuhan listrik untuk penduduk Kecamatan Kedu dan Kabupaten Temanggung. Gardu Induk (GI) yang terdapat di Kecamatan Kedu merupakan Gardu Induk Listrik tegangan tinggi yang dapat melayani kebutuhan listrik sehingga seluruh penduduk Kecamatan Kedu  sudah terlayani oleh jaringan listrik. Dengan terpenuhinya seluruh kebutuhan penduduk akan listrik, hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan berupa industri besar maupun rumahan yang membutuhkan supply listrik besar, dengan begitu bukan hanya komoditas pertanian yang maju, namun sektor industri juga akan semakin berkembang.

5.  Kelembagaan Penduduk Aspek Sosial
    Kecamatan Kedu memiliki berbagai lembaga yang berada pada tingkat kecamatan, desa, maupun dusun. Lembaga-lembaga yang terdapat di Kecamatan Kedu berguna sebagai sarana penyalur aspirasi bagi penduduk ke pihak pemerintah, sarana meningkatkan mutu dan kualitas kehidupan penduduk, tempat berkumpul dan berinteraksinya penduduk, serta sebagai ajang bagi penduduk dalam mengembangkan keterampilan. Sehingga dengan adanya lembaga di Kecamatan Kedu dapat meningakatkan kualitas dan kesejahteraan penduduk karena terdapat wadah untuk menyalurkan aspirasi penduduk. Selain itu dengan adanya lembaga di Kecamatan Kedu dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan dalam masyarakat karena adanya interaksi antar penduduk sehingga konflik dalam masyarakat dapat diminimalisir. Dengan adanya lembaga dapat mengasah ketrampilan penduduk dalam berorganisasi, selain itu dengan adanya pelatihan-pelatihan dalam lembaga seperti kelompok tani juga dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan penduduk.
  Organisasi/lembaga yang adadi Kecamatan Kedu dapat tetap eksis sampai sekarang karena organisasi/lembaga tersebut melakukan pembinaan dan regenerasi dengan baik. Salah satunya adalah yang dilakukan kelompok tani, yaitu bekerjasama dengan Dinas Pertanian dalam bentuk pelatihan mengenai pemberantasan hama yang dilakukan secara berkala tiap bulan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang pengelolaan lahan pertanian guna meningkatkan kualitas panen. Keberadaan kelompok tani menjadi potensi tersendiri bagi Kecamatan Kedu, karena hasil pelatihan berkala maupun penyediaan bahan bantuan pertanian yang dilakukan menyokong aktivitas pertanian di Kecamatan Kedu yang dapat meningkatkan kualitas dan pengetahuan petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.

1 comment:

  1. Bermanfaat sekali kami yg mengelola PWK bidang ekonomi melaului komisi ekonomi kecamatan kedu
    Ijin repost

    ReplyDelete